Translate

Selasa, 24 Maret 2015

Ditilang Karena Garis Marka


ditilang polisi
Ditilang.

Dari pertama kali naik motor di jalan raya nih bro, saya itu sudah kepikiran kaya gini "bagaimana ya seandainya saya kena tilang? apa yang harus saya lakukan ya? lalu gimana ngurusinya?" Hal itu membuat saya menjadi takut jika suatu saat nanti ada razia yang dilakukan oleh polisi lalu lintas, secara dulu saya kan belum punya SIM.

Maka dari itu saya kudu cari SIM. Dan sekarang akhirnya SIM sudah ada di tangan, waktu itu saya bikinnya bareng sama temen. Sudah hampir setahun saya punya itu SIM. Jadi sudah ga was-was gitu. :) dan juga sudah gak takut sama yang namanya razia.. Amann :)

Eittt.... tunggu dulu..... walaupun udah punya SIM, ada STNK, pake helm, perlengkapan motor komplit, nyalain lampu kepala dan juga sudah sedikit banyak paham rambu lalu lintas. Ternyata masih bisa tu kena tilang. Buktinya  saya kecolongan, dan akhirnya kena tilang juga. :)

Lho kok masih bisa Ketilang juga mas?
hehehe faktor kelalaian mas bro. Walaupun sudah sudah paham tentang rambu lalu lintas, kalau kita tidak konsentrasi karena faktor terburu-buru atau juga karena faktor lain dalam berkendara bisa-bisa rambu-rambu lalu lintas luput dari pandangan kita. Dan alhasil tanpa kita sadari kita pun melanggarnya.

Untuk lebih jelasnya begini cerita kejadianya mas bro. Waktu itu saya diminta temen nganterin dia ke kantor Depnaker solo untuk membuat pasport. Langsung deh kami meluncur di jalan Raya Solo-Purwodadi. Karena harus cepet-cepet sampai kami pun menyalip kendaraan lain yang menghalangi kami, sampai suatu ketika kami sampai pada jalan agak menanjak ada beberapa mobil  di depan kami menurut kami jalanya mobil tersebut lambat dan juga karena dari arah yang berlawanan lengang alias tidak ada kendaraan melintas jadi ya kami salip itu mobil. Setelah berhasil menyalip kami pun sampai di puncak tanjakan. Taraa.... baru lah terlihat beberapa puluh meter di dapan kami sedang ada razia.

Pengendara motor pun akhirnya satu persatu diperiksa kelengkapan motor dan juga surat-suratnya. Hingga  tiba giliran kami. Begini percakapanya
"SIMnya mas!" kata polisi di depan saya
"ini pak.."  Sahut saya
"Tolong STNKnya juga!"
"ya ini pak." 
Dalam pikiran saya karena kelengkapan saya lengkap pasti langsung disuruh pergi. Hahaha... Hingga akhirnya terdengarlah suara dari petugas di depan saya yang ngomong begini "karena mas tadi melanggar garis marka, maka mas harus urus dulu surat tilang sama bapaknya yang di sana!"
Waduh... gak nyadar saya kalau ada garis marka, dan ternyata garis marka yang saya langgar ada di jalan menanjak tadi, waktu pas nyalip.  Hehe karena faktor buru2 jadi gak perhatiin... Tapi aku heran kok polisinya bisa lihat aku melanggar ya, padahal jarak antara garis marka sama penyetopan razia agah jauh lho. Ya yang namanya salah ya tetap salah hehe, saya mengakui itu.

garis marka
garis marka


Waktu itu ada seratusan lebih deh pengendara yang kena tilang.  dan  ternyata pelanggar garis marka  bukan saya saja loh, :) yang ngelanggar garis marka ternyata banyak. Saking banyaknya orang yang kena tilang, ngurus surat tilang  pun disuruh antri, hadeh.. pasti lama nih..

Dan pada saat kami sedang mengantri tiba-tiba ada bapak-bapak yang sepertinya sedang buru-buru mungkin karena urusan penting banget. Dia bilang sama pak polisi "pak saya mau nitip sidang saja bisa  pak?" 
"Bisa.. Kalo nitip sidang biaya Rp 100rb..."
  "Kalau begitu saya nitip sidang saja, saya lagi buru-buru pak."
Si bapak tersebut langsung membayarkan uangnya kepada pak polisi dan sepertinya Sim dan STNKnya langsung dikasihkan.. Dan si bapak terbebaskan dan langsung bisa pergi. Dalam pikiran saya "oh ternyata bisa begitu ya?"  Kebetulan waktu itu sedang bokek alias katong tipis jadi ya mau ngikut kaya gitu pikir-pikir dulu hehehe... saya juga malah pernah dengar dari temen-teman saya katanya mereka cuma dengan ngeluarin uang Rp 20rb langsung bisa bebas tuh dari tilang.... hehe kaya apa itu ya....

Tiba saatnya giliran namaku dipanggil, karena baru pertama kali saya ditilang saya nurut aja apa kata polisi tersebut. Polisi tersebut menjelas kan tentang berapa denda minimal dan maksiamal atas pelanggaran yang telah saya lakukan. Dan lalu dia bertanya pada ku
"Mau sidang saja?"
"Sidang saja pak" jawab ku. (Walaupun aku belum pernah tau proses sidang itu seperti apa, tapi kata orang dendanya lebih ringan maka dari itu aku pilih sidang hehe itung-itung buat pengalaman).

Kemudian polisi tersebut memberikan lembar form tilang warna merah dan memberi tau tanggal dan tempat diadakanya sidang. Ternyata sidangnya tiga minggu lagi (alamak lama) dan bertempat di Pengadilan Negeri Surakarta. Lalu aku disuruh tanda tangan, kemudian surat lembar tilang warna merah diserahkan padaku dan setelah itu SIM dikembalikan sementara STNK saya masih ditahan. hahaha... pengalaman pertama kena tilang...
Lalu kami pun segera melanjutkan perjalanan. 

surat tilang
surat tilang.

Dari melihat kejadian ini, kedepanya saya dan juga sobat pembaca harus lebih berhati-hati dan musti memperhatikan rambu dan jangan sampai melanggarnya. Pelanggaran disengaja atau tidak disengaja tetaplah pelanggaran.  Melanggar peraturan berkendara dapat menyebabkan kecelakaan. Maka dari itu pehatian dan konsentrasi berkendara kudu dijaga. :) Tetap patuhi tata tertip berkendara walaupun sedang buru-buru sekalipun, itu semua demi keselamatan diri anda sendiri dan juga pengguna jalan yang lain.

Lalu untuk proses sidangnya bagaimana? Hehe kita lihat saja nanti di tanggal mainya. Mungkin nanti akan saya tulis di postingan selanjutnya..

~salam damai, aman, dan selamat berkendara mas bro :)~

Minggu, 15 Maret 2015

Kena Tipu di Bandara

awas penipuan

Bukan maksud menjelekan atau apa ya, ini hanya pengalaman supaya bisa diambil hikmahnya. Kejadiannya sebetulnya sudah beberapa bulan yang lalu, tepatnya terjadi pada bulan oktober 2014, karena menurutku pengalaman ini unik jadi aku menulisnya. Ini adalah pengalaman pertamaku bepergian naik pesawat sendiri, sebelumnya sih naiknya bareng saudaraku yang sudah berpengalaman. Hehe biasanya sih kalau bepergian naiknya bus antar kota ataupun propinsi lancar-lancar saja, lha ini naik pesawat bagiku sih ya masih awam.Ya apa boleh buat karena perjalanannya antar pulau, jalan satu-satunya agar aku bisa pulang ya naik pesawat dan walaupun ada alternatif kedua yaitu naik kapal (gak berani gue naik kapal).

Seminggu sebelumnya saya sudah pesan tiket secara online dengan rute Banjarmasin - Solo, lalu aku pergi kebandara Syamsudin Noor. ini yang ku maksud unik mas bro, terjadi pas mau Check-in. Waktu itu aku masuk ruang Check-in sambil menggendong tas ransel dan menenteng kardus kecil, tiba-tiba ada 2 orang bapak-bapak yang menghampiriku dan bilang "tasnya mas" dan mereka langsung membawa tas dan kardusku, yang masing-masing barang bawaanku dibawanya satu kearah kanan yang satu ke kiri. Dalam hati akupun berfikir "oh ini pasti petugas yang sedang ingin mengecek barang bawaan" jadi aku pun nurut aja. Dan beberapa menit kemudian aku menghampiri bawaanku yang dibawa ke arah kiri. Ternyata sudah berubah mas bro, tas saya sudah berbungkus plastik. Lalu aku tanya kepada orang yang membukus tasku, "lho ini kok dibungkus mbak?" "Iya mas, jadinya Rp 40ribu." "Lho mbak aku kan enggak nyuruh dibungkus, kenapa dibungkus?" "Tadi pas diambil tasnya masnya gimana, saya cuma tugas bungkusin saja lho mas" lalu aku tengok kanan kiri cari bapak yang ambil tas ku tadi, eh ternyata ga ada (cari mangsa lagi kali ya). Lalu aku jelasin pada mbaknya "tadi tas ku main diambil aja mbak, harusnya kan nawarin dulu mau dibungkus apa tidak." Lalu aku bilang begini "ini aku lepas saja  plastiknya mbak, tas saya gak perlu dibungkus (hehe isinya gak berharga, jadi gak perlu dibungkus)" dia jawab "gak bisa mas tetep harus bayar." Lalu dari pada ribut terpaksa deh aku bayar. Kemudian aku menghampiri kardusku yang dibawa ke sebelah kanan, yang juga dibungkus plastik. Ternyata mas bro suruh bayar lagi Rp 40ribu. . Ajegile. . Terpaksa aku bayar total Rp 80ribu.

 Sumpah, kalo ini sih namanya penipuan. Dengan melihat cara yang mereka gunakan sudah pasti salah. Yang namanya penyedia jasa, harusnya jasa diberikan apabila konsumen membutuhkan atau memintannya. Harusnya kan ada tawar menawar dulu antara penyedia jasa dan konsumen, kalau maunya dibungkus ya dibungkus kalau tidak ya jangan dibungkus. Lha ini main bungkus saja. La kalo dompet, handphone atau barang penting lainnya ada didalam tas yang dibukus, kan repot juga kan kita harus membongkarnya kembali pada saat membutuhkan.

Dan teryata mas bro ternyata ada yang mengalami hal serupa bahkan satu bungkusnya mencapai Rp 60ribu berarti masih mending aku. Ini sih sangat disesalkan ya mas bro, mungkin ini dilakukan oleh oknum yang tak bertanggung jawab. Bagi temen-temen ini bisa menjadi contoh untuk dijadikan pelajaran supaya hal sepeti ini bisa dihindari. dan bagi mereka yang suka menipu bertaubatlah!! Carilah uang dengan halal.

~Semoga Bermanfaat~